Sumber: The Telegraph

Colosseum adalah sebuah peninggalan sejarah yang merupakan sisa reruntuhan amfiteater. Colosseum ini merupakan ikon dari kota Roma, Italia. Bangunan yang kini dibuka untuk wisatawan ini dibangun pada tahun 70 AD lebih tepatnya pada masa kekuasaan Raja Vespasian dan selesai 10 tahun kemudian pada masa kekuasaan Raja Titus. Bangunan megah ini sempat dimodifikasi pada masa kekuasaan Raja Domitian pada tahun 81 hingga 96 AD.

Fisik bangunan

Bangunan yang juga disebut sebagai Amphitheatrum Flavium ini identik dengan pertarungan gladiator melawan hewan buas. Colosseum ini memiliki bentuk elips dengan panjang 189 meter dan lebar 156 meter. Luas arena di bagian tengah adalah 24.000 meter persegi. Bangunan ini memiliki tembok setinggi 545 meter.

Colosseum mampu menampung 50 ribu penonton yang didukung dengan 80 pintu untuk keluar dan masuk para penonton. Empat pintu masuk utama terletak di setiap ujung sumbu elips, tiga di antaranya untuk kalangan elit dan satu untuk kaisar beserta para ajudannya. Tujuh puluh enam pintu sisanya digunakan oleh rakyat.

Tidak hanya pintu yang membedakan kelas penonton, bagian tempat duduk pun dibagi berdasarkan kelasnya. Tingkat 1 atau area paling bawah diperuntukan bagi kaisar dan petinggi Romawi. Semakin tinggi tempat duduk, semakin rendah kelas penontonnya.

Arsitektur Colosseum pada dasarnya mirip dengan stadion yang dibangun pada zaman modern. Para ilmuwan mengatakan bahwa Colosseum ini merupakan karya arsitektur yang sangat megah untuk kategori bangunan kuno. Tidak hanya bicara mengenai struktur bangunan, tapi juga interior dan eksterior Colosseum yang dipenuhi dengan patung-patung besar.

Fungsi utama Colosseum

Sumber: Hollywood Reporter

Pada zaman dahulu Colosseum digunakan para petinggi Romawi untuk memberikan hiburan gratis kepada rakyatnya. Hiburan gratis tersebut berupa perburuan binatang buas, simulasi perang, pertunjukan drama mitologi Romawi, eksekusi tawanan, dan pertarungan gladiator.

Hiburan yang paling digemari kala itu adalah perang gladiator, baik antar manusia atau antara manusia dengan binatang buas. Binatang buas yang sering muncul dalam pertarungan ini adalah singa, beruang, dan banteng. Sedangkan untuk manusianya adalah para terpidana hukuman mati, budak, atau orang yang bersedia bertarung untuk mendapatkan bayaran. Para gladiator ini dibekali baju baja, perisai, pedang, dan tombak.

Pertarungan gladiator ini bukan perkara menang atau kalah, melainkan hidup atau mati karena pertarungan tidak akan dihentikan hingga ada salah satu pihak yang tewas. Karena alasan inilah, area pertarungan gladiator ditutupi oleh timbunan pasir untuk mencegah darah berceceran. Selain itu, di sekitar area pertarungan dibuatkan parit agar gladiator dan binatang buas tidak bisa melarikan diri ke arah penonton.

Baca Juga: 6 Tempat Wisata Ini Terkenal Berkat Film

Colosseum kini dibuka sebagai tempat wisata

Pada zaman sekarang, Colosseum dibuka sebagai tempat wisata dan boleh dimasuki oleh siapa saja. Setiap tahunnya tercatat ada jutaan pengunjung yang menikmati kemegahan Colosseum. Bangunan yang terlihat saat ini adalah sisa reruntuhan karena Colosseum pernah mengalami kebakaran dan gempa bumi pada tahun 1349. Beberapa batu bangunan Colosseum juga sempat dijarah untuk kemudian digunakan sebagai material bangunan lain.

Meski hanya tinggal sisa reruntuhan, para pengunjung tetap bisa melihat dan merasakan kemegahannya. Ada sebagian area yang masih memiliki pintu masuk, yaitu pintu nomor 23 hingga 54 yang masih memiliki tulisan dalam angka romawi.

Reruntuhan area pertarungan, saksi bisu kekejian di masa lampau

Sumber: Video Block

Area pertarungan gladiator sendiri sudah hancur dan terbuka sehingga para pengunjung bisa melihat bagian ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah yang berliku-liku ini disebut dengan hypogeum. Hypogeum adalah ruang bawah tanah yang memiliki beberapa ruang, kandang, dan lorong. Fungsinya adalah sebagai tempat tunggu para petarung gladiator dan binatang buas. Dulu, lorong bawah tanah ini berfungsi sebagai penghubung area Colosseum dengan beberapa fasilitas lain di sekitarnya seperti pusat pelatihan gladiator dan sebagainya. Area ruang bawah tanah ini tidak bisa dijelajahi dengan bebas, jika berminat para pengunjung harus mendaftarkan diri untuk tur khusus yang diadakan pada malam hari.

Tidak hanya sebagai tempat wisata, Colosseum terkadang digunakan juga sebagai tempat pertunjukan. Namun pertunjukan yang diselenggarakan di sini hanya boleh yang berskala kecil, berhubung kondisi bangunan sudah tidak mampu menampung puluhan ribu penonton seperti zaman dulu lagi. Biasanya pertunjukan besar diselenggarakan di bagian luar dengan Colosseum sebagai latar belakangnya.

Sebagai ikon utama kota Roma dan negara Italia, Colosseum sudah sering muncul di berbagai media. Salah satunya adalah film Hollywood, Gladiator, yang dirilis pada tahun 2000 silam. Film Gladiator ini menggunakan latar belakang tahun 180 AD yang menceritakan kisah pertarungan gladiator. Melalui film ini, para penonton bisa mendapatkan gambaran tentang kemegahan Colosseum pada masanya dan kengerian dari pertarungan gladiator.

Simbol untuk melawan hukuman mati di dunia

Identik dengan pertumpahan darah dan kematian, Colosseum pernah dijadikan simbol kampanye internasional untuk melawan hukuman mati di seluruh dunia. Setiap kali ada penghapusan hukuman mati di negara mana pun, lampu penerangan Colosseum akan diubah dari warna putih menjadi kuning keemasan. Misalnya pada tahun 2009 silam saat Meksiko menghapuskan hukuman mati.

Tertarik untuk mengunjungi Colosseum dan merasakan kemegahannya?

1351

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here