Kegiatan mendaki gunung adalah salah satu kegiatan pecinta alam yang cukup melelahkan. Dulu kegiatan ini identik dengan para pria, namun seiring dengan perkembangan zaman saat ini ada banyak pendaki gunung wanita. Para wanita ini kerap kali disebut sebagai wanita tangguh karena mampu mendaki gunung yang tingginya cukup mengejutkan.
Tidak hanya masalah tingginya gunung yang pasti menguras tenaga, para wanita ini sanggup bertahan hidup di alam bebas tanpa sinyal telepon, tidur di atas tanah, menyiapkan peralatan masak, buang air kecil di alam bebas, hingga bermain lumpur dan debu.
Memang terdengar keren dan tangguh ya para wanita pendaki gunung ini, namun sayangnya ada bahaya yang mengintai para wanita ini. Bahaya tersebut adalah scoliosis yang menyerang tulang punggung. Bahaya ini berpeluang besar diidap oleh para wanita yang mendaki gunung menggunakan tas gunung berukuran besar dan cukup berat.
Apa sih scoliosis itu?
Scoliosis adalah keadaan di mana tulang belakang melengkung ke samping. Para wanita lebih rentan terkena penyakit tulang ini dibandingkan para pria. Tidak hanya membuat penampilan menjadi aneh, scoliosis bisa menciptakan rasa nyeri dan pengikisan tulang yang lebih cepat dari umumnya. Scoliosis yang dibiarkan begitu saja akan membuat bantalan tulang punggung tertekan sehingga terjadi penyempitan ruas tulang dan berakhir pada kerusakan saraf.
Pada wanita yang hamil, scoliosis ini juga akan menimbulkan masalah lainnya. Pasalnya ketika sedang mengandung, keberadaan rahim akan sangat bergantung pada posisi tulang punggung. Jika tulang punggung tidak sempurna, maka rahim akan kesulitan mendapat ruang. Tidak hanya itu, janin yang dikandung akan menyerap kandungan kalsium yang ada di tulang punggung sang ibu. Jika sang ibu sudah terkena scoliosis, maka si janin akan kesulitan mendapat kalsium untuk tumbuh dan sang ibu pun akan semakin kekurangan kalsium.
Scoliosis ini rentan menyerang para wanita pendaki gunung
Scoliosis ini rentan menyerang para wanita pendaki gunung yang sering membawa tas berukuran besar. Pada saat berjalan, tas yang berat tersebut bisa saja posisinya bergeser ke samping sehingga tulang punggung jadi ikut terbiasa bergerak dengan menahan beban di satu sisi. Sekali dua kali mungkin tidak akan terasa efeknya, tapi jika dilakukan secara rutin dan terus-menerus maka dampak buruknya akan mudah muncul.
Hal ini bukan berarti para wanita tidak diijinkan untuk mendaki gunung. Kalian para wanita tangguh tetap boleh mendaki gunung, hanya saja beban tas gunung harus diperhatikan dengan seksama. Hindari membawa tas punggung yang berukuran besar. Bawalah perlengkapan secukupnya saja. Bila bepergian bersama teman, berbagilah barang bawaan atau bergantian membawa barang tersebut.
Salah satu kasus scoliosis yang pernah diidap oleh pendaki gunung wanita dan berujung pada kematian adalah Emma Welch. Emma adalah seorang pendaki gunung asal Inggris. Ia mulai mengidap scoliosis sejak pergi mendaki bersama tim relawan sambil membawa 135 boneka beruang. Ia mengalami komplikasi serius pasca operasi perbaikan tulang belakang dan akhirnya meninggal.
Kasusnya cukup mengerikan dan mungkin tidak pernah terbayangkan oleh kita selama ini. Nah, bagi kamu yang sebelumnya sering mendaki gunung sambil membawa tas berukuran besar dan berat, mulailah periksakan kondisi tulang punggung ke dokter. Semakin dini penyakit tersebut ditemukan, maka akan semakin mudah juga untuk dirawat dan disembuhkan.
Beberapa tahap perawatan terhadap penyakit scoliosis adalah seperti berikut:
Observasi
Tahap observasi ini adalah tahap pemeriksaan fisik menggunakan x-ray setiap empat hingga 6 bulan sekali untuk melihat lengkungannya. Scoliosis pada anak-anak biasanya tidak parah dan masih bisa kembali normal seiring perkembangannya. Berbeda dengan scoliosis pada orang dewasa yang sudah tidak mengalami perkembangan.
Penyangga
Penyangga biasanya akan dipasangkan untuk mencegah tulang punggung semakin melengkung parah. Dengan penyangga ini, kondisi tulang punggung bisa terjaga dan tidak semakin parah. Biasanya penyangga ini digunakan oleh anak-anak.
Obat
Penderita scoliosis biasanya akan mengalami nyeri tulang. Untuk mengatasinya, mereka akan diberikan obat penghilang rasa nyeri. Biasanya obat tersebut adalah parasetamol atau obat anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen. Jika scoliosisnya sudah parah, biasanya obat ini bukan diminum melainkan disuntikan. Namun itu pun hanya bisa bertahan dalam jangka waktu pendek.
Baca Juga: 10 Keuntungan Membeli Travel Insurance atau Asuransi Perjalanan
Operasi
Jika perawatan sederhana tidak mampu menyembuhkan scoliosis, maka jalan terakhir yang bisa ditempuh adalah operasi. Operasi yang biasa dilakukan adalah memasangkan sekrup dan tangkai baja. Operasi besar ini tentu saja memiliki efek samping, misalnya saja infeksi, pembekuan darah, dan kerusakan saraf. Namun hal-hal tersebut sangat jarang terjadi.
Saat ini kamu sudah mengetahui penyebab scoliosis dan betapa sulit untuk menyembuhkannya bukan? Oleh karena itu ladies, mulailah cintai tubuhmu dan kurangi beban bawaan selagi pergi mendaki gunung nanti. Selamat mendaki dan terhindar dari scoliosis!